• Jelajahi

    Copyright © Kjb.Nusantara
    Berita aktual tepercaya

    Kanal Video

    Ngopi Pendekar di Padepokan Lugay kancana - IKS.PI & Lugay Kancana Satukan Tekad Bangkitkan Jiwa Silat Leluhur

    Minggu, 11 Mei 2025

     

    KJB Nusantara | HEADLINE “

    Purwakarta, 11 Mei 2025 — Di tengah derasnya arus modernisasi dan lunturnya nilai-nilai tradisi, dua pendekar dari dua dunia bertemu. Bukan di medan laga, tapi di meja kopi penuh semangat silaturahmi. Agus Setyawan Kopda — tokoh silat dari Satuan Resimen Armed 1/1 Kostrad Sadang yang juga pengurus aktif IKS.PI Kera Sakti — bersama Sus Puryanto, menjejakkan langkah ke markas Perguruan Silat Lugay Kancana yang dipimpin oleh Kang Dodi Suhada, sang Guru Besar yang juga menjabat Sekjen Asosiasi Pesilat Nusantara (APN).



    Pertemuan ini bukan sekadar basa-basi pendekar. Di balik gelak tawa dan hirupan kopi, ada bara semangat yang menyala: misi mengembalikan marwah pencak silat tradisional, menghidupkan lagi denyut ajaran para leluhur, dan merancang regenerasi atlet silat muda yang bukan hanya kuat fisik, tapi juga paham akar budaya.

    Kang Dodi Suhada menyambut hangat. “Silat bukan cuma jurus dan tanding. Ini peradaban. Kita sedang menjaga ruh bangsa yang tertanam di tiap langkah jurus dan degup gendang,” tegasnya dengan nada lirih tapi menghentak.



    Sementara Agus Setyawan, sosok berseragam yang tak melupakan akar, menyatakan, “Silaturahmi antarperguruan harus jadi budaya. Saatnya pendekar turun gunung, bukan untuk bertarung, tapi membangun.”


    IKS.PI Kera Sakti sendiri, dengan sejarah berdiri sejak 1980 oleh R. Totong Kiemdarto di Madiun, telah tumbuh jadi kekuatan besar silat nasional yang mengombinasikan teknik bela diri dan spiritualitas Timur. Kini, bertemu dengan filosofi Sunda dalam tubuh Lugay Kancana, pertemuan ini jadi titik awal jembatan silaturahmi dua kiblat pencak silat yang berbeda tapi satu tujuan.

    KJB Nusantara melihat pertemuan ini sebagai manuver kultural penting — bukan hanya membentuk kolaborasi program latihan dan pendidikan silat untuk anak-anak sekolah, tapi juga menjadikan silat sebagai platform penyadaran identitas budaya bangsa.


    “Jangan sampai generasi muda hanya kenal TikTok dan gacha game, tapi buta pada gerak silat dan ajaran leluhur,” sindir Sus Puryanto dalam nada bercanda namun penuh makna.


    Rencana strategis yang dibahas pun mencakup Diklat pelatih bersama, pertukaran program latihan, serta pementasan seni silat di panggung seni dan digital.


    Silat tidak lagi berjalan sendiri. Pendekar-pendekar kini bergerak sebagai satu barisan. Ngopi mereka mungkin biasa, tapi cita-cita mereka luar biasa.


    KJB Nusantara — Media Militan Budaya dan Peradaban
    Penulis: Tim Redaksi KJB | Editor: Kang Dodi



    Kolom netizen >>>

    Buka kolom netizen

    Berita Terbaru