PURWAKARTA | KJBNUSANTARA - Melihat kemudian membaca Bakal Calon (Bacalon) Bupati Purwakarta, tahun 2024-2029, yang muncul hari ini, peluangnya bagi Bacalon siapapun seandainya menjadi calon masih terbuka menjadi pemenang kalau melihat hasil Pilkada tahun 2018-2023, dan kondisi yang terpecah sekarang ini.
Pada Pilkada tahun 2018-2023, berdasarkan hasil hitung KPU, pasangan Anne Ratna Mustika - Aming, memperoleh 43,80 persen atau 213.751 suara.
Posisi kedua ditempati pasangan Zainal Arifin - Luthfi Bamala dari jalur independen dengan meraup 38,54 persen atau 118.114 suara.
Anne Ratna MustikaSementara pasangan Fadil Karsoma-Acep Maman meraih 17,66 persen atau 86.176 suara.
Melihat angka artinya tidak ada suara dominasi, bahkan kekuatan sekarang ini berubah. Terpecahnya kekuatan baik KDM dengan Anne Ratna Mustika, kemudian Zainal Arifin dan Luthfi Bamala.
Peraihan suara Anne Ratna Mustika - Aming, memperoleh 43,80 persen atau 213.751 suara. Hasil itu masih bergbungnya kekuatan suara Kang Dedi Mulyadi (KDM) dengan Anne Ratna Mustika. Sekarang keduanya akan berjalan sendiri sendiri
Ivan KuntaraKemudian suara Zalu, Zainal Arifin - Luthfi Bamala, mungkin sekarang ini kekuatannya secara personal berbeda. Saat Pilkada tahun 2018, dari jalur independen dengan meraup 38,54 persen atau 118.114 suara.
Kekuatan Luthfi Bamala, sekarang sedikit naik dengan kapasitas sebagai ketua Nasdem, dengan raihan Kursi tujuh di DPRD.
Begitu juga dengan Zainal Arifin, yang konsisten dengan program pendekatan kepada masyarakat terus berjalan bahkan hari ini, komunikasi dengan partai politik mulai dibangun dan tidak menutupi kemungkinan akan diusung oleh partai politik pada Pilkada tahun ini.
Yadi RusmayadiHanya suara tidak akan bersatu atau bisa saja bila koalisi terjadi, Nasdem bergabung dengan partai politik yang mengusung Zainal Arifin.
Melihat gambaran tim, mayoritas yang dulu ada di Zalu, 60 persen ada di Tim Ivan Kuntara.
Melihat adanya perubahan kekuatan Pilkada tahun ini dengan yang sebelumnya, maka siapapun Bacalon masih ada peluang asal secepatnya ada partai politik pengusung.
Kenapa, karena akan berpengaruh dengan terbentuknya tim secara umum, yang akan menggoreng jagonya untuk meraih suara.
Saepul Bahri BinjenMelihat gerakan bacalon sekarang ini, masih stag, belum melihat serius tim membangun komunikasi dengan calon pemilih.
Padahal, hitungan politik itu pasti. Ada penyelenggara, ada pengawas, kemudian ada objek pemilih dan ada tempat pemilih.
Kemudian ada hitungan suara, ada rekapitulasi yang berjenjang yang disaksikan oleh para saksi calon dan pengawas.
Jadi kesimpulanny,a ada suara mengambang diluar suara Anne - Aming dan Zainal Arifin - Lutfhi Bamala , sekitar 17,66 persen atau 86.176 suara.
Itu baru dihitung dari surat masuk saat Pilkada tahun 2018, sekitar 518.428 suara. Saat itu, daftar pemilih tetap (dpt) diangka 600 ribu lebih.
Terpecahnya kekuatan sementara ini, sebelum ada penetapan calon untuk Pilkada sekarang ini, bagi Bacalon peluangnya untuk menang masih utuh.
Sekarang yang beredar kemungkinan bisa dilevel Bupati, adalah Yadi Rusmayadi, Anne Ratna Mustika, Zainal Arifin, Ivan Kuntara dan Saepul Bahri Binjen.
Kemudian muncul nama Hidayat, Irwan Pipin dan Budi Hermawan, akan menjadi penyempurna untuk menjadi pendamping bupatinya.
Namun tidak menutup kemungkinan dinamisnya parpol dalam menjaring Bacalon menjadi calon nama Saepul Bahri Binjen, Zainal Arifin dan Ivan Kuntara mendampingi bukan jadi bupatinya.
Tentunya itu, berdasarkan kajian ilmiah melalui survei maupun kebijakan partai politik demi strategi kemenangan di Pilkada tahun 2024, di Kabupaten Purwakarta.**
Penulis tim redaksi Koran Jabar Banten Nusantara (KJB Nusantara) redaksi di Kabupaten Purwakarta.**